Selasa, 15 Maret 2011

Bimbingan Karier di SLTP

Bimbingan karir di SLTP merupakan proses bantuan yang dberikan oleh konselor sekolah kepada siswa dalam rangka pemberian informasi karir dan pekerjaan sehingga muncul kesadaran pada diri siswa untuk memilih pekerjaan sesuai dengan bakat, minat dan kemampuan yang dimiliki.
Karakteristik siswa di SLTP, adalah:
1. Siswa berusia antara 12/13 - 15/16 tahun.
2. Tugas-tugas pokok perkembangan yang harus dicapai anak , yaitu:
a. Mengenal kemampuan, bakat, minat, serta arah kecenderungan karir.
b. Mengembangkan pengetahuan dan keterampilan untuk pendidikan lanjutan.
c. Mengenal gambaran dan mengembangkan sikap pribadi yang mandiri.
d. Mengarahkan diri pada peranan sosial sebagai pria atau sebagai wanita.

3. Perkembangan kemampuan berpikir anak sudah pada tahap operasional formal, dimana anak sudah mulai berpikir secara abstrak, namun masih perlu bantuan dengan contoh-contoh konkrit dalam kehidupan sehari-hari.
Konsep belajar sudah mulai berkembang pada tahap pemahaman, dimana setiap informasi/konsep atau peristiwa belajar dapat dicerna oleh aspek kognitifnya sehingga mereka memperoleh pemahaman diri yang lebih baik.
5. Berada pada tahap perkembangan remaja, sedang mengalami masa pubertas dan mencari identitas diri.
Tujuan umum bimbingan karir di SMP/SLTP adalah memberikan kesempatan pada siswa untuk melibatkan diri secara aktif dalam suatu proses yang dapat mengungkapkan berbagai macam karir. Melalui proses tersebut diharapkan siswa menyadari dirinya, kemampuannya, dan hubungan antara keduanya dengan berbagai karir dalam masyarakat.
Tujuan khusus bimbingan karir di SMP adalah:
1. Memahami lebih tepat tentang keadaan dan kemampuan diri para siswa.
2. Membina kesadaran terhadap nilai-nilai yang ada pada diri pribadi siswa.
3. Mengenal berbagai jenis sekolah lanjutan tingkat menegah atas (SMA/MA).
4. Mengenal berbagai jenis pekerjaan.
5. Memberi penghargaan yang obyektif dan sehat terhadap dunia kerja.

Fungsi bimbingan karir di SMP adalah:
1. Memberikan arahan kepada siswa agar mempunyai wawasan awal yang objektif tentang pendidikan lanjutan dan lapangan pekerjaan
2. Memberikan bekal tambahan dalam melalui masa peralihan yang sistematis dari status siswa menjadi anggota masyarakat yang produktif.
3. Memberikan kesempatan untuk mengenal serta membina sikap, minat, dan nilai terhadap dunia kerja.

Ada lima materi pokok bimbingan karir di SMP/SLTP, yaitu:
1. Pengenalan konsep diri berkenaan dengan bakat dan kecenderungan pilihan karir/jabatan serta arah pengembangan karir.
2. Pengenalan bimbingan karir khususnya berkenaan dengan pilihan pekerjaan.
3. Orientasi dan informasi jabatan dan usaha untuk memperoleh penghasilan.
4. Pengenalan berbagai jenis lapangan pekerjaan yang dapat dimasuki tamatan SMP.
5. Orientasi dan informasi pendidikan menengah sesuai dengan cita¬-cita melanjutkan pendidikan dan pengembangan karir.
Bimbingan karir di SMP merupakan kelanjutan dari bimbingan karir di SD, melalui guru pembimbing siswa mendapatkan berbagai informasi tentang karir sehingga dapat membina sikap dan apresiasinya terhadap jenis pendidikan, jenis pekerjaan, dan menelusuri hubungan antara kerja dan waktu luang, memperluas minat kerja, serta memberikan berbagai informasi tentang pekerjaan sehingga memunculkan kesadaran siswa untuk menentukan pilihan pekerjaannya dimasa datang sesuai dengan bakat dan minat yang dimilikinya.

Lima Arahan Pengadministrasian Instrumen (Limadmen) AUM
Sebelum melakukan pengadministrasian AUM konselor menerapkan “limadmen”, terhadap siswa atau responden pengisi AUM. Limadmen diperlukan untuk menginfromasikan kejelasan arah dan kegunaan AUM serta mencegah kejenuhan siswa dalam merespon setiap butir pada AUM. Lima Arahan Pengadministrasian Instrumen (limadmen) ini dijadikan sebagai SOP (Standar Operasional Prosedur) dasar dalam pengadministrasian AUM; yaitu mengkacup hal-hal sebagai berikut:
• Apa itu AUM Umum dan PTSDL?
Dalam menyampaikan konsep tentang AUM juga dijabarkan hal-hal yang berkenaan dengan“Apa itu masalah” yang ciri-cirinya adalah:
a. Sesuatu yang tidak disukai adanya
b. Sesuatu yang ingin dihilangkan
c. Sesuatu yang menimbulkan hambatan, kesulitan, dan atau kerugian
• Tujuan dan kegunaan AUM (mengungkap kondisi tertentu pada klien)
• Cara mengisi/mengerjakan AUM
AUM dapat diadministasikan kepada siswa/ responden baik secara perorangan, kelompok, maupun klasikal. Beberapa hal pokok yang perlu mendapat penekanan dalam pelaksanaan pengadminis-trasiannya adalah:
• Petunjuk Pengerjaan
Petunjuk pengerjaan AUM telah tercantum selengkapnya di dalam buku AUM. Petunjuk ini dibacakan sepenuhnya oleh penyelenggara administrasi AUM (seperti Konselor Sekolah). Agar siswa (calon) pengisi AUM memperoleh pemahaman yang lengkap tentang apa, mengapa dan bagaimana AUM, serta kegunaannya dalam rangka pelayanan bimbingan dan konseling, maka “petunjuk pengerjaan” itu dapat diperluas penjelasannya dengan disertai berbagai usulan dan contoh-contoh.
• Lembaran Respon Terpisah
Mahasiswa menuliskan identitas diri dan responnya terhadap AUM pada lembaran yang disediakan tersendiri. Dalam hal ini perlu diingatkan bahwa buku AUM harus dibiarkan bersih dan utuh, tidak boleh ditulisi, dicoret-coret atau diberi tanda apapun. Lembaran respon ini nantinya dikumpulkan bersama buku AUM yang masih tetap utuh kepada penyelenggara administrasi AUM
o Waktu untuk Pengerjaan
AUM bukanlah “alat ukur” melainkan alat ungkap, oleh karena itu waktu yang disediakan untuk mengerjakannya tidaklah ketat. Untuk mem-berikan penjelasan tentang AUM dan hal-hal yang terkait dengan (seperti kegunaannya dalam pelayanan bimbingan dan konseling) mungkin diperlukan waktu yang agak lama; apalagi kalau disertai pemberian contoh dan tanya jawab --- mungkin sampai 30 menit. Untuk pengerjaan item yang tersedia pada AUM dan menjawab pertanyaan-pertanyaan dalam AUM pada umumnya diperlukan waktu sekitar 50- 60 menit.
Dalam mengisi/mengerjakan AUM hal-hal yang perlu diingatkan ialah bahwa dalam mengerjakan AUM reseponden diminta :
o Bekerja seteliti mungkin
o Semua item dibaca dan dipertimbangkan keadaannya pada diri sendiri --- kalau isinya memang merupakan masalah yang sedang dialami, berikan tanda secara tepat pada lembaran respon.
o Semua pertanyaan yang ada pada AUM (selain item-item masalah) juga dijawab dengan sungguh-sungguh pada lembaran respon.
o Bekerja cepat dan tidak membuang-buang waktu
o Pengumpulan Lembaran Respon
Lembaran respon siswa dikumpulkan kembali secara cermat. Sedapat-dapatnya, sebelum dikumpulkan lembaran respon itu diteliti terlebih dahulu (oleh pengadministrasi AUM) apakah siswa yang bersangkutan telah mengerjakan AUM dengan teliti dan lengkap.
Satu hal yang amat penting ialah bahwa semua lembaran respon itu harus dipelihara dan dijaga kerahasiannya. Lembaran respon itu, yang berisi masalah-masalah yang dialami responden harus disimpan dengan rapi (dalam himpunan data–cummulative records) dan hanya Guru Pembimbing/konselor yang dapat mengakses lembaran respon tersebut.

Lembaran respon lama yang tidak akan dipergunakan lagi lebih baik dimusnahkan.
• Cara pengolahan
Jelaskan cara pengolahan secara garis besar, apakah akan diolah secara manual atau dengan menggunakan bantuan komputer dengan menggunakan program aplikasinya. Berapa lama pengolahannya dan kapan diumumkan hasilnya; dan dengan capa apa hasil itu diumumkan.
• Hasil dan penggunaannya;
Jelaskan bentuk jasil pengolahan data AUM dan penggunaannya. Kemukakan saja apa yang bisa dilakukan responden untuk menggunakan hasil itu.

Bimbingan dan Konseling
Pengertian Bimbingandan Konseling
Bimbingan dan konseling berasal dari dua kata yaitu bimbingan dan konseling. Bimbingan merupakan terjemahan dari guidance yang didalamnya terkandung beberapa makna. Sertzer & Stone (1966:3) menemukakan bahwa guidance berasal kata guide yang mempunyai arti to direct, pilot, manager, or steer (menunjukkan, menentukan, mengatur, atau mengemudikan).

Prayitno dan Erman Amti (2004:99) mengemukakan bahwa bimbingan adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan oleh orang yang ahli kepada seorang atau beberapa orang individu, baik anak-anak, remaja, maupun dewasa agar orang yang dibimbing dapat mengembangkan kemampuan dirinya sendiri dan mandiri dengan memanfaatkan kekuatan individu dan sarana yang ada dan dapat dikembangkan berdasarkan norma-norma yang berlaku. Sementara, Winkel (2005:27) mendefenisikan bimbingan:
(1) suatu usaha untuk melengkapi individu dengan pengetahuan, pengalaman dan informasi tentang dirinya sendiri,
(2) suatu cara untuk memberikan bantuan kepada individu untuk memahami dan mempergunakan secara efisien dan efektif segala kesempatan yang dimiliki untuk perkembangan pribadinya,
(3) sejenis pelayanan kepada individu-individu agar mereka dapat menentukan pilihan, menetapkan tujuan dengan tepat dan menyusun rencana yang realistis, sehingga mereka dapat menyesuaikan diri dengan memuaskan diri dalam lingkungan dimana mereka hidup,
(4) suatu proses pemberian bantuan atau pertolongan kepada individu dalam hal lingkungan, memilih, menentukan dan menyusun rencana sesuai dengan konsep dirinyadan tuntutan
I. Djumhur dan Moh. Surya, (1975:15) berpendapat bahwa bimbingan adalah suatu proses pemberian bantuan yang terus menerus dan sistematis kepada individu dalam memecahkan masalah yang dihadapinya, agar tercapai kemampuan untuk dapat memahami dirinya (self understanding), kemampuan untuk menerima dirinya (self acceptance), kemampuan untuk mengarahkan dirinya (self direction) dan kemampuan untuk merealisasikan dirinya (self realization) sesuai dengan potensi atau kemampuannya dalam mencapai penyesuaian diri dengan lingkungan, baik keluarga, sekolah dan masyarakat. Dalam Peraturan Pemerintah No. 29 Tahun 1990 tentang Pendidikan Menengah dikemukakan bahwa “;;Bimbingan merupakan bantuan yang diberikan kepada peserta didik dalam rangka menemukan pribadi, mengenal lingkungan, dan merencanakan masa depan”;;.

Berdasarkan pengertian di atas dapat dipahami bahwa bimbingan pada prinsipnya adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan oleh orang yang ahli kepada seorang atau beberapa orang individu dalam hal memahami diri sendiri, menghubungkan pemahaman tentang dirinya sendiri dengan lingkungan, memilih, menentukan dan menyusun rencana sesuai dengan konsep dirinya dan tuntutan lingkungan berdasarkan norma-norma yang berlaku.

Sedangkan konseling menurut Prayitno dan Erman Amti (2004:105) adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan melalui wawancara konseling oleh seorang ahli (disebut konselor) kepada individu yang sedang mengalami sesuatu masalah (disebut klien) yang bermuara pada teratasinya masalah yang dihadapi klien. Sejalan dengan itu, Winkel (2005:34) mendefinisikan konseling sebagai serangkaian kegiatan paling pokok dari bimbingan dalam usaha membantu konseli/klien secara tatap muka dengan tujuan agar klien dapat mengambil tanggung jawab sendiri terhadap berbagai persoalan atau masalah khusus.
Berdasarkan pengertian konseling di atas dapat dipahami bahwa konseling adalah usaha membantu konseli/klien secara tatap muka dengan tujuan agar klien dapat mengambil tanggung jawab sendiri terhadap berbagai persoalan atau masalah khusus. Dengan kata lain, teratasinya masalah yang dihadapi oleh konseli/klien.

Jenis-jenis Layanan dalam BK
Jenis Layanan
Prayitno, menjelaskan bahwa layanan BK mencakup sembilan jenis layanan, yaitu:
1) Layanan Orientasi
Layanan orientasi yaitu layanan konseling yang memungkinkan klien memahami lingkungan yang baru dimasukinya untuk mempermudah dan memperlancar berperannya klien dalam lingkungan baru tersebut
2) Layanan Informasi
Layanan informasi yaitu layanan konseling yang memungkinkan klien menerima dan memahami berbagai informasi yang dapat dipergunakan sebagai bahan pertimbangan dan pengambilan keputusan untuk kepentingan klien.
3) Layanan Penempatan dan Penyaluran
Layanan penempatan dan penyaluran yaitu layanan konseling yang memungkinkan klien memperoleh penempatan dan penyaluran yang sesuai dengan bakat dan kemampuan masing-masing.
4) Layanan Penguasaan Konten
Layanan penguasaan konten yakni layanan konseling yang memungkinkan klien mengembangkan diri berkenaan dengan sikap dan kebiasaan belajar yang baik, materi pelajaran yang cocok dengan kecepatan dan kesulitan belajarnya, serta berbagai aspek tujuan dan kegiatan belajar lainnya.
5) Layanan Konseling Individual
Konseling individual adalah proses belajar melalui hubungan khusus secara pribadi dalam wawancara antara seorang konselor dan seorang konseli/klien. Konseli/klien mengalami kesukaran pribadi yang tidak dapat dipecahkan sendiri, kemudian ia meminta bantuan konselor sebagai petugas yang profesional dalam jabatannya dengan pengetahuan dan ketrampilan psikologi. Konseling ditujukan pada individu yang normal, yang menghadapi kesukaran dalam mengalami masalah pendidikan, pekerjaan dan sosial dimana ia tidak dapat memilih dan memutuskan sendiri. Dapat disimpulkan bahwa konseling hanya ditujukan pada individu-individu yang sudah menyadari kehidupan pribadinya.
6) Layanan Bimbingan Kelompok
Bimbingan kelompok dimaksudkan untuk mencegah berkembangnya masalah atau kesulitan pada diri konseli/klien. Isi kegiatan bimbingan kelompok terdiri atas penyampaian informasi yang berkenaan dengan masalah pendidikan, pekerjaan, pribadi, dan masalah sosial yang tidak disajikan dalam bentuk pelajaran.
7) Layanan Konseling Kelompok
Strategi berikutnya dalam melaksanakan program BK adalah konseling kelompok. Konseling kelompok merupakan upaya bantuan kepada peserta didik dalam rangka memberikan kemudahan dalam perkembangan dan pertumbuhannya. Selain bersifat pencegahan, konseling kelompok dapat pula bersifat penyembuhan.
8) Layanan Mediasi
Layanan mediasi yakni layanan konseling yang memungkinkan permasalahan atau perselisihan yang dialami klien dengan pihak lain dapat terentaskan dengan konselor sebagai mediator.
9) Layanan Konsultasi
Pengertian konsultasi dalam program BK adalah sebagai suatu proses penyediaan bantuan teknis untuk konselor, orang tua, administrator dan konselor lainnya dalam mengidentifikasi dan memperbaiki masalah yang membatasi efektivitas peserta didik atau sekolah. konseling atau psikoterapi sebab konsultasi tidak merupakan layanan yang langsung ditujukan kepada klien, tetapi secara tidak langsung melayani klien melalui bantuan yang diberikan orang lain.

Bidang Pelayanan BK
Dalam pelayanan BK di sekolah secara menyeluruh meliputi dilaksanakan dalam empat bidang dasar yaitu : pengembangan akademis, pengembangan karier, pribadi dan pembangunan sosial
Seterusnya, Prayitno: menyebutkan pelaksanaan bimbingan dan konseling secara umum dilaksanakan dalam 6 (enam) bidang yaitu; (a) kehidupan dan perkembangan pribadi, (b) kehidupan dan perkembangan sosial, kemasyarakatan dan kewarganegaraan, (c) kehidupan dan perkembangan kegiatan pembelajaran diri, (d) kehidupan dan perkembangan kegiata karir dan pekerjaan, (e) kehidupan berkeluarga, (f) kehidupan beragama. Dalam setting sekolah dilaksanakan dalam empat bidang pelayanan yaitu; (a) kehidupan dan perkembangan pribadi, (b) kehidupan dan perkembangan sosial, kemasyarakatan dan kewarganegaraan, (c) kehidupan dan perkembangan kegiatan pembelajaran diri, (d) kehidupan dan perkembangan kegiatan karir dan pekerjaan.
Dari beberapa sumber di atas dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan Bimbingan dan Konseling empat bidang pelayanan ;
(a) kehidupan dan perkembangan pribadi,
(b) kehidupan dan perkembangan sosial
(c) kehidupan dan perkembangan kegiatan pembelajaran
(d) kehidupan dan perkembangan kegiatan karir dan pekerjaan.
Phone : +6281366326494

Konseling Psikologi Individual (Alfred Adler)
• Hakekat Manusia
Adler berpendapat bahwa manusia pertama-tama dimotivasikan oleh dorongan-dorongan sosial. Menurut Adler manusia pada dasarnya adalah mahluk sosial. mereka menghubungkan dirinya dengan orang lain, ikut dalam kegiatan-kegiatan kerja sama sosial, menempatkan kesejahteraan sosial diatas kepentingan diri sendiri dan mengembangkan gaya hidup yang mengutamakan orientasi sosial. Calvin S. Hall dan Gardner dalam A. Supratiknya (1993:241)
Manusia tidak semata-mata bertujuan untuk memuaskan dorongan-dorongannya, tetapi secara jelas juga termotivasi untuk melaksanakan:
a. Tanggung jawab social
b. Pemenuhan kebutuhan untuk mencapai sesuatu.
• Perkembangan Kepribadian
Struktur kepribadian
1. Dasar kepribadian terbentuk pada usia empat sampai dengan lima tahun.
2. Pada awalnya manusia dilahirkan Feeling Of Inferiority (FOI) yang selanjutnya menjadi dorongan bagi perjuangannya kearah Feeling Of Superiority (FOS).
3. Anak-anak menghadapi lingkungannya dengan kemampuan dasarnya dan menginterpretasikan lingkungan itu.
4. Dalam pada itu sosial interest-nya pun berkembang
5. Selanjutnya terbentuk Life Style (LS) yang unik untuk masing-masing individu (human individuality) yang bersifat :
(a)Self-deterministik.
(b)Teleologis.
(c)Holistik.
6. Sekali terbentuk Life Style (LS) sukar untuk berubah.

Perubahan akan membawa kepedihan. Prayitno (1998:51).
Kepribadian yang normal (sehat).
Freud memandang komponen kehidupan yang normal/sehat adalah kemampuan “mencintai dan berkarya”, namum bagi Adler masalah hidup selalu bersifat sosial. Fungsi hidup sehat bukan hanya mencintai dan berkarya, tetapi juga merasakan kebersamaan dengan orang lain dan memperdulikan kesejahteraan mereka. Motivasi dimotivasi oleh dorongan sosial, bukan dorongan seksual. Cara orang memuaskan kebutuhan seksual ditentukan dengan oleh gaya hidupnya.
Dorongan sosial adalah sesuatu yang dibawa sejak lahir, meskipun kekhususan hubungan dengan orang dan pranata sosial ditentukan oleh pengalaman bergaul dengan masyarakat. Rincian pokok teori Adler mengenai kepribadian yang norma/sehat adalah sebagai berikut:
1. Satu-satunya kekuatan dinamik yang melatarbelakangi aktivitas manusia adalah perjuangan untuk sukses atau menjadi superior.
2. Persepsi subjektif individu membentuk tingkah laku dan kepribadian
3. Semua fenomena psikologis disatukan didalam diri individu dalam bentuk self.
4. Manfaat dari aktivitas manusiaharus dilihat dari sudut pandang interes social
5. Semua potensi manusia dikembangkan sesuai dengan gaya hidup dari self.
6. Gaya hidup dikembangkan melalui kreatif individu. Alwisol (2006:78)

•Kepribadian yang menyimpang (TLSS)
Sebab utama TLSS adalah perasaan FOI yang amat sangat yang ditimbulkan oleh:
1) Cacat mental atau fisik
2) Penganiayaan oleh orang tua
3) Penelantaran.

Apabila ketiga hal diatas dibesar-besarkan maka FOI akan semakin berkembang. TLSS adalah hasil dari pengaruh lingkungan, yang pada umumnya berawal dari tingkah laku orang tua sewaktu masih kanak-kanak. Apabila pada diri individu berkembang situasi tegang karena memuncaknya perasaan FOI, maka TLSS mulai berkembang:
2) Upaya mengejar superioritas yang berlebihan.
(a)terlalu keras, hingga menjadi kaku (rigid).
(b)Perfeksionistik tidak wajar.
3)Sosial interes terganggu.
(a)Hubungan sosial tidak mengenakkan.
(b)Mengisolasi diri (selfish). Prayitno (1998:52).
• Tujuan Konseling
Tujuan konseling adalah membantu klien menstrukturkan kembali masalahnya dan menyadari life style (LS) serta mengurangi penilaian yang bersifat negatif terhadap dirinya serta perasaan-perasaan inferioritasnya. Kemudian membantu dan dalam mengoreksi persepsinya terhadap lingkungan, agar klien bisa mengarahkan tingkah laku serta mengembangkan kembali minat sosialnya. Hal ini dilakukan bertujuan membentuk gaya hidupnya yang lebih efektif. Prayitno (1998:52).
• Proses dan Teknik Konseling
Proses konseling diarahkan oleh konselor untuk mendapatkan informasi-informasi berkaitan dengan masa sekarang dan masa lalu sejak klien berusia kanak-kanak. Mulai dari mengingat komponen-komponen dalam keluarga, keanehan-keanehan prilaku yang terjadi didalam keluarga, sampai hal yang spesifik. Hal ini sangat membantu konselor dalam menghimpun informasi serta menggali feeling of inferiority (FOI) klien..Teknik yang digunakan oleh konselor adalah membangun hubungan yang baik dengan klien. Prayitno (1998:52)
• Kharakteristik konselor
(a)Untuk itu diperlukan keterampilan berkomunikasi dengan baik
(b)3 M dan Objektif
• Contohnya
Klien yang mengalami kekurangan/kelebihan salah satu organ tubuh. Misalnya; jari tangan kanan berjumlah tujuh. Hal ini mengakibatkan klien merasa rendah diri, dan merasa dirinya aneh jika dibandingkan dengan teman-teman dilingkungannya.

Konseling Psikoanalisis Klasik (Sigmund Freud)
1. Hakekat Manusia Menurut Freud
• Manusia pada dasarnya ditentukan oleh energi psikis dan pengalaman-pengalaman dini
• Manusia sebagai homo valens dengan berbagai dorongan dan keinginan
• Motif-motif dan konflik tak sadar adalah sentral dalam tingkah laku sekarang
• Manusia didorong oleh dorongan seksual agresif
• Perkembangan dini penting karena masalah-masalah kepribadian berakar pada konflik-konflik masa kanak-kanak yang direpresi.
• 2.Perkembangan Kepribadian
• •Struktur keperibadian
1) Id, adalah sistem keperibadian yang asli yang ada semenjak individu lahir. Id berisikan semua aspek psikologis yang diturunkan, seperti insting, impuls dan drives. Id berada dan beroperasi dalam daerah unconscious, mewakili subyektivitas yang tidak pernah disadari sepanjang usia. Id berhubungan erat dengan proses fisik untuk mendapatkan enerji psikis yang digunakan untuk mengoperasikan sistem dari struktur kepribadian lainnya. Alwisol(2006:16).
Calvin S. Hall dan Gardner dalam A. Supratiknya (1993:63) id merupakan sistem kepribadian yang asli; id merupakan rahim tempat ego dan super ego berkembang. Id berisikan segala sesuatu yang secara psikologis diwariskan dan telah ada sejak lahir termasuk insting-insting. Id merupakan reservior energi psikis yang menyediakan seluruh daya untuk menjalankan kedua sistem yang lain. Id berhubungan erat dengan proses-proses jasmaniah dari mana id mendapatkan energinya.
2) Ego adalah struktur kepribadian menurut Freud yang berurusan dengan tuntutan realitas. Ego disebut “badan pelaksana” (executive branch) kepribadian, karena ego membuat keputusan rasional. Id dan ego memiliki moralitas. Id dan ego tidak memperhitungkan apakah sesuatu itu benar atau salah. Jhon W. Santrock dalam Achmad Chusairi (1995:36).
Ego timbul karena kebutuhan-kebutuhan organisme memerlukan transaksi-transaksi yang sesuai dengan dunia kenyataan obyektif. Orang yang lapar harus mencari, menemukan dan memakan makanan sampai tegangan karena rasa lapar dapat dihilangkan. Ini berarti orang harus belajar membedakan antara gambaran ingatan tentang makanan dan persepsi aktual terhadap makanan seperti yang ada di dunia luar.
Setelah melakukan pembedaan yang sangat penting ini. Maka perlu mengubah gambaran kedalam persepsi, yang terlaksana dengan menghindarkan gambaran ingatan tentang makanan dengan penglihatan atau penciuman terhadap makanan yang dialaminya melalui pancaindra. Ego dikatakan mengikuti prinsip kenyataan. Dan beroperasi menurut proses sekunder. Tujuan prinsip kenyataan adalah mencegah terjadinya tegangan sampai ditemukan suatu objek yang cocok untuk pemuasan kebutuhan. Calvin S. Hall dan Gardner dalam A. Supratiknya (1993:64)

3) Super ego adalah struktur kepribadian Freud yang merupakan badan moral kepribadian dan benar-benar memperhitungkan apakah sesuatu benar atau salah. Super ego dapat dikatakan sebagai “hati nurani”. Jhon W. Santrock dalam Achmad Chusairi (1995:37).
Menurut Alwisol (2006:18) super ego adalah kekuatan moral dan etik dari kepribadian, yang beroperasi memakia prinsip idealistik sebagai lawan dari prinsip kepuasan id dan prinsip realistik ego. Sedangkan menurut Koswara (1991:34) super ego adalah sistem kepribadian yang berisikan nilai-nilai dan aturan-aturan yang sifatnya evaluatif (menyangkut baik buruk). Super ego terbentuk melalui internalisasi nilai-nilai atau aturan-aturan oleh individu dari sejumlah figur yang berperan, berpengaruh atau berarti bagi individu tersebut seperti orang tua dan guru.
• Keperibadian yang normal (sehat).
1) Kepribadian yang sehat menurut Freud adalah jika individu bergerak menurut pola perkembangan yang ilmiah.
2) Hasil dari belajar dalam mengatasi tekanan dan kecemasan.
3) Kesehatan mental yang baik adalah hasil dari keseimbangan antara kinerja super ego terhadap id dan ego. Prayitno (1998:42)
• Keperibadian yang menyimpang (TLSS).
1) Dinamika yang tidak efektif antar super ego
2) Proses belajar yang tidak benar pada masa kanak-kanak

3.Tujuan Konseling
Tujuan terapi/konseling menurut Alwisol (2006:42) bukan semata-mata untuk menghilangkan sindrom yang tidak dikehendaki, tetapi terutama bertujuan memperkuat ego sehingga mempu mengontrol impuls insting, dan memperbesar kapasitas individu untuk mencintai dan berkarya. Klien belajar bagaimana mensublimasikan impuls agresi dan impuls seksual, belajar bagaimana mengarahkan keinginan dan bukan malah diarahkan oleh keinginan.
Prayitno (1998:44) mengemukakan tujuan konseling adalah
1) Membawa ke kesadaran dorongan-dorongan yang ditekan ketidaksadaran yang mengakibatkan kecemasan.
2) Memberi kesempatan kepada klien menghadapi situasi yang selama ini ia gagal mengatasinya.
4. Proses dan Teknik Konseling
Teknik yang dapat dipakai dalam mengatasi masalah klien menurut Alwisol (2006:42) adalah terutama asosiasi bebas, analisis mimpi, interpretasi, analisis resisten, tranferensi, dan pengulangan.

5. Kharakteristik konselor
a) Empaty, yaitu merespon dengan cara lain tetapi mempunyai arti yang sama dengan yang dikemukakan oleh klien.
b) Respek, yaitu komunikasi hormat tanpa syarat.
c) Tulus-ikhlas, yaitu cara konselor mengemukakan persepsinya secara jujur.
d) Konkrit, yaitu mengurusi pengalaman-pengalaman yang spesifik. Carkhuff dalam Soli Abimayu (1992:100)
6. Contohnya
Klien, semasa kanak-kanak sering dipukul/menerima penyiksaanfisik dengan ikat pinggang kulit warna hitam oleh orang tuanya. Sehingga, sampai dewasa muncul kecemasan dalam diri klien. Ketika melihat ikat pinggang kulit warna hitam, klien langsung lari ketakutan.

Konseling Self (Carl Rogers)
Konseling self

Carl Rogers adalah pencetusnya. Riwayat hidup: masa kecil diasuh dengan hangat namun kurang kesempatan dalam bermain. Masa kanak-kanak kesepian.
1.Hakekat Manusia
Menerima kliien tanpa syarat (apa adanya).
Rogers menekankan pandangan bahwa tingkah laku manusia hanya dapat dipahami dari bagaimana dia mamandang realita secara subjektif. Pendekatan ini disebut humanistik, karena sangat menghargai individu sebagai organisme yang potensial. Setiap orang memiliki potensi untuk berkembang mencapai aktualisasi diri. Rogers juga mengemukakan 19 rumusan pandangan mengenai hakekat pribadi (self). Alwisol (2006: 317)
2.Perkembangan Kepribadian
a. Struktur kepribadian.
Struktur kepribadian dalam teori Rogers meliputi:
1) Organisme adalah tempat semua pengalaman, segala sesuatu, yang secara potensial terdapat dalam kesadaran setiap saat, yakni persepsi seseorang mengenai event yang terjadi di dalam diri dan dunia eksternal. Organisme menanggapi dunia seperti yang diamati atau dialaminya (realitas) dan satu kesatuan sistem, sehingga perubahan pada satu bagian akan mempengaruhi bagian lain. Setiap perubahan memiliki makna pribadi dan bertujuan, yakni bertujuan mengaktualisasi, mempertahankan, dan mengembangkan diri.
2) Lapangan Fenomena meliputi pengalaman internal (persepsi mengenai diri sendiri) dan pengalaman eksternal (persepsi mengenai dunia luar). Lapangan fenomena juga meliputi pengalaman yang disimbolkan (diamati dan disusun dalam kaitannya dengan diri sendiri), disimbolkan tetapi diingkari/dikaburkan (karena tidak konsisten dengan struktur dirinya), dan tidak disimbolkan atau diabaikan (karena diamati tidak mempunyai hubungan dengan struktur diri). Pengalaman yang disimbolkan disadari, sedangkan pengalaman yang diingkari dan diabaikan tidak disadari. Semua persepsi bersifat subjektif, dengan kata lain benar menurutnya sendiri. Medan fenomena seseorang tidak dapat diketahui oleh orang lain kecuali melalui inferensi empirik, itupun pengetahuan yang diperoleh tidak bakal sempurna.
3) Self merupakan satu-satunya struktur kepribadian yang sebenarnya. Dengan kata lain self terbentuk melalui deferiensiasi medan fenomena dan melalui introjeksi nilai-nilai orang tertentu serta dari distorsi pengalaman. Self bersifat integral dan konsisten. Pengalaman yang tidak sesuai dengan struktur self dianggap ancaman dan self dapat berubah sebagai akibat kematangan biologik dan belajar. Konsep self menggambarkan konsepsi mengenai dirinya sendiri, ciri-ciri yang dianggapnya menjadi bagian dari dirinya. Misalnya, orang mungkin memandang dirinya sebagai; “saya cerdas, menyenangkan, jujur, baik hari, dan menarik”. Alwisol (2006: 322)
b. Keperibadian yang normal (sehat)
Terdapat keseimbangan antara organisme, lapangan fenomena dan self sebagai hasil dari interaksi individu untuk selalu berkembang.

c. Keperibadian yang menyimpang (TLSS).
1) Adanya ketidakseimbangan/ketidaksesuaian antara pengalaman organismik dan self yang menyebabkan individu merasa rapuh dan mengalami salah suai.
2) Kharakteristik pribadi salah suai:

Estrangement: membenarkan apa yang sesungguhnya oleh diri sendiri tidak mengenakkan.
Incongruity in behavior: ketidaksesuaian tingkah laku karena COW; hal ini sering menimbulkan kecemasan
Kecemasan: kondisi yang ditimbulkan oleh adanya ancaman terhadap kesadaran tentang diri sendiri.
Defense mechanism (DM), tindakan yang diambil oleh individu agar tampak konsisten terhadap struktur self (yang salah itu)
3) Gejala TLSS:
(a)Kecemasan atau ketengan terus menerus
(b)Tingkah laku yang rigid (tidak luwes)
(c)Menolak situasi baru
(d)Salah dalam memperhatikan.
3. Tujuan Konseling
Pada dasarnya klien sendiri menentukan tujuan konseling, konselor hanya membantu klien menjadi lebih matang dan kembali melakukan aktualisasi diri dengan menghilangkan hambatan-hambatannya. Namun secara lebih khusus membebaskan klien dari kungkungan tingkah laku (yang dipelajarinya) selama ini, yang semuanya itu membuat dirinya palsu dan terganggu dalam aktualisasi dirinya.
4. Proses dan Teknik Konseling
1) Klien merasa nyaman berada bersama konselor, karena konselor tidak pernah merespon negatif.
2) Klien didorong untuk sebanyak mungkin menggunakan kata ganti “saya”.
3) Klien didorang untuk melihat pengalaman-pengalamannya dari sudut yang lebih realistik.
4) Klien mengekspresikan perasaan yang benar-benar ia rasakan.
5) Klien didorong untuk kembali menjadi dirinya. Prayitno (1998:64)

5.Kharakteristik konselor
(a)Kongruen
(b)Menerima positif tanpa syarat (unconditioning positif regard), dan
(c)Empatik. Alwisol (2006:333)
6.Contohnya:
Klien yang mengalami kesulitan dalam berteman/terlalu kaku (rigid) terhadap lingkungan tempat tinggalnya. Hal ini akan menghambat aktualisasi diri klien untuk diterima di masyarakat.

Konseling Analisis Transaksional

B. STRUKTUR KEPRIBADIAN
Setiap orang memiliki:
a. Ego child: reaksi emosional yang spontan, humor.
b. Ego parent : membimbing, mengarahkan, membantu dan merawat.
c. Ego adult: rasional, objektif dan bertanggungjawab
Ini terbentuk pada 5 tahun pertama
Unsure:
1. Ego diistilahkan dengan egostate (pernyataan ego). Perasaan dan kondisi psikis dan pola-pola tingkahlaku.
2. Setiap manusia ingin mendapatkan sentuhan yang bersifat fisik dan psikis.
C. PEMAKAIAN EGOSTATE
1. NORMAL: BERFIKIR DAN MERASA SESUAI DENGAN KONDISI
2. TERSELUBUNG: TIDAK DAPAT MENGUNGKAPKAN EMOSI
3. Kaku: hanya menampilkan satu egostate dalam setiap keadaan.
D. MOTIVASI HIDUP
1. Memenuhi kebutuhan fisik.
2. Memenuhi kebutuhan psikologis
Ingin mengatur waktu, ingin mengisi waktu.
3. Ingin memiliki posisi hidup. (SOKO, SOKTO, STOKTO, STOKO).
. Pemakaian egostate tunggal
G. Tujuan konseling
1. Mencapai egostate adult
H. Konseling
1. Permission: memunculkan apa yang selama ini dilarang orangtua kepada anak
2. Proteksi: Asas kerahasiaan
3. Interogasi: bertanya secara terbuka, tegas dan merangsang
4.
5. Analisis struktur
6. Menganalisis transaksi
7. Analisis permainan
8. Analisis naskah hidup
I. Karakteristik konselor
1. Hangat
2. Terbuka

0 komentar:

Posting Komentar